Total Tayangan Halaman

Kamis, 26 November 2020

Alhamdulillah sudah ada Tim PPI saat Masa Pandemi Tiba

Saat itu sekitar tahun 2008. Aku pertama kali mengenal istilah PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)  saat menjadi asisten manajer humas diklatlitbang. Ada sebuah flyer promo mengenai pelatihan PPI ini. Akupun lalu  berkonsultasi pada ibu direktur mengenai siapa yang akan dikirim mengikuti pelatihan ini. Maka saat itu dipilihlah dua nama perawat untuk mengikuti pelatihan ini. Dalam dua kali pengiriman yang berbeda. 

Beberapa tahun kemudian, ketika akreditasi RS menjadi satu kewajiban aku kembali membaca istilah PPI ini. Dia menjadi nama dari salah satu bab yang harus dipenuhi standar-standarnya. Lalu aku teringat bahwa dulu pernah ada nama perawat yang dikirim untuk pelatihan PPI ini. Aku yakin, meski sudah berselang berapa lama (2008 hingga 2013), yang bersangkutan ini masih punya bekal yang cukup  untuk bisa menghandle tim ini.

Pilihanku disetujui pimpinan. Salah satu nama perawat yang dulu dikirim pelatihan ini diamanahi menjadi penanggung jawab bab PPI.  Nama itu kemudian diusulkan untuk menjadi perawat purna waktu PPI. Istilahnya IPCN (Infection Prevention Control Nurses). 

Tentu saja yang bersangkutan merasa belum berhak menyandang posisi sebagai IPCN, sebab meskipun pernah mengikuti pelatihan (sekitar tahun 2008 itu biaya pelatihan untuk PPI ini sekitar 3 juta), pelatihan itu bukan untuk menjadi IPCN. Pelatihan itu lebih merupakan pelatihan untuk mengenalkan sebuah sistem pengendalian infeksi di RS.  Maka, perjalanan panjang untuk membangun PPI pun dimulai dari sini. 

Beberapa pelatihan dirancang untuk bisa diikuti perawat calon IPCN ini. Kadang tidak semua disetujui dari diklat atau manajer pengampunya. Ada yang karena harus berbagi kuota pelatihan dengan yang lain, ada yang karena dianggap belum diperlukan. Di internal, perawat ini harus mengalami beberapa kesulitan teknis karena yang bersangkutan masih bertugas sebagai perawat poli. Tapi jujur kuakui, dedikasi yang bersangkutan ini sangat tinggi. 

Aku melihat kepribadiannya berkembang amat pesat. Terutama dalam hal keinginannya untuk maju, selalu mengikuti pelatihan terkini terkait PPI dan terlibat dalam kepengurusan Perdalin. Aku begitu salut melihat perkembangan ini. Maka, kapan saja ada kesempatan untuk mempromokan kebaikan ini, aku berusaha melakukan semampuku. Belum semuanya teradvokasi sempurna tapi setidaknya program-program PPI mulai berjalan dengan baik. Sebagian besar masyarakat RS mulai paham bahwa PPI ini penting.  

Maret 2020. Pemerintah mengumumkan situasi Pandemi. Hampir semua level dan semua petugas kesehatan mengalami imbasnya. Termasuk di RS kami. Harus ada komando yang jelas mengenai pengendalian infeksi. Kali ini bukan lagi simulasi. Kali ini bukan hanya untuk kepentingan akreditasi. Beberapa kali aku menulis dukungan bagi tim PPI saat melakukan berbagai edukasi. Bukan apa-apa, pandemi ini benar-benar berhubungan dengan pengendalian infeki dan portofolio mereka sebagai sebuah tim sangat layak untuk menyusun berbagai rekomendasi internal. 

Maka selama hampir 8 bulan ini diam-diam aku mengikuti berbagai perkembangan yang direkomendasikan oleh tim PPI. Mereka memang tidak sendiri menyusun rekomendasi (ada tim covid RS yang mereka juga ada di dalamnya),  tapi aku tahu bahwa kontribusi mereka ada di balik beberapa rekomendasi penting ini. Beberapa alur mengalami redesign. Mereka bergerak cepat dan berdedikasi. Mereka nampak kompeten dan membuatku semakin  bersyukur bahwa  sudah ada tim PPI saat  Masa Pandemi ini tiba. 

Kini, dalam semua keterbatasan yang aku miliki, aku panjatkan doa untuk mereka semua. Agar diberi kesehatan dan keberkahan waktu. Semoga Allah SWT menguatkan dan memenuhi berbagai kebutuhan pribadi mereka serta keluarga dengan jauh lebih baik.  Aamiin. 



Rabu, 25 November 2020

Draft PMK terbaru mengenai Indikator Mutu Nasional RS

 Sumber : presentasi Kasie Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan 

(Slide ppt Dr. Amy Rahmadanti, MSc, PH). 

Indikator Mutu Nasional RS sebelumnya ada 12. Pada hari ini 26 Nopember 2020, saya mendengarkan paparan dari Kasie Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan, Indikator Mutu Nasional RS  ada 13. Tertulis di slide presentasi beliau dalam Loka Karya Percepatan Mutu dan Akreditasi RS. Acara ini berlangsung selama 4 hari Rabu sd Sabtu (25-28 Nopember 2020). 

Saya mengikuti via youtube dari link yang dishare oleh drg DahliaTriningsih, M. Med , karena sudah tidak bisa masuk melalui link zoom yang sebelumnya sudah diedarkan. Berikut daftar 13 Indikator yang dimaksudkan : 

1. Kepatuhan Identifikasi Pasien

2. Kepatuhan Kebersihan Tangan

3. Kepatuhan Penggunaan APD 

4. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi <30 menit  

5. Waktu tunggu rawat jalan 

6. Penundaan Operasi Elektif

7. Ketepatan Waktu Visite Dokter Spesialis

8. Pelaporan hasil Kritis Laboratorium 

9. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (FORMAS) 

10. Kepatuhan terhadap Alur Klinis Clinical Pathway. 

11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Jatuh 

12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain. 

13. Kepuasan Pasien dan Keluarga. 

Penjelasan lengkapnya dapat dilihat dalam link berikut : 

https://www.youtube.com/watch?v=VjHUt4dTGEA

Semoga manfaat dan memudahkan civitas hospitalia untuk beradaptasi dengan Indikator Mutu Nasional RS yang baru. 

Senin, 16 November 2020

Mengevaluasi Kurva Proses Pentahapan Program Jaminan Mutu (2020)

Pentahapan Program Jaminan Mutu

RS PKU Muhammadiyah Temanggung 2020

(Artikel diambil dari postingan di Blog ini 14 Oktober 2014, untuk evaluasi)


1.      Fase Inisiasi
Fase ini merupakan fase permulaan yang harus dilalui. Dalam fase ini kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai persiapan program jaminan  mutu adalah berupa pengembangan kesadaran tentang perlunya mutu di antara semua karyawan baik dari manajemen puncak hingga tingkat pelaksana.
Perlu dikembangkan kepemimpinana yang mempunyai komitmen tentang mutu dan perubahan, menetapkan dan konsisten terhadap tujuan peningkatan mutu yang menjadi visi organisasi, menyusun, rencana stratejik dan rencana operasional masing-masing kegiatan serta mempersiapkan infrastruktur untuk penerapan proses perbaikan yang berkesinambungan.

2.      Fase Transformasi
Fase ini merupakan fase pemilihan proses-proses prioritas yang akan ditingkatkan dalam bentuk proyek percontohan, pembentukan kelompok-kelompok kerja yang kompeten terhadap proses-proses tersebut.
Pada fase ini perbaikan yang berkesinambungan oleh kelompok-kelompok kerja sudah dilakukan dengan menggunakan siklus PDCA.

3.      Fase Integrasi
Fase ini merupakan aplikasi pelaksanaan program  jaminan mutu pada seluruh jajaran organisasi. Termasuk di dalamnya adalah pembentukan dan mempertahankan komitmen terhadap mutu. Dapat dilihat melalui optimalisasi dan proses perbaikan yang berkesinambungan, pelatihan pada seluruh karyawan, penetapan indikator, mengembangkan evaluasi dan monitoring terhadap mutu serta penerapan proses perbaikan mutu  yang berkesinambungan pada semua unit dan lintas unit dengan  dengan pembentukan kelompok-kelompok kerja yang mandiri.


Tahapan integrasi ini ditandai dengan :
1.      Adanya siklus PDCA di beberapa unit atau bagian dari pekerjaan.
2.      Adanya pelatihan pada seluruh karyawan.
3.      Ada penerapan proses perbaikan mutu yang berkesinambungan.
4.      Ada penetapan indikator.
5.  Sedang dalam tahapan pengembangan proses evaluasi dan monitoring terutama terkait sumber daya RS.
6.  Ada kelompok-kelompok kerja yang sudah mulai mandiri dalam menjalankan tugasnya. Misalnya keperawatan,  administrasi manajemen, sebagian kelompok kerja medis, panitia rekam medis, gugus kendali mutu, komite medis, dsb. Semuanya perlu monitoring dan bahkan support dari manajemen meski sesederhana apapun bentuk supportnya.

Evaluasi di Nopember 2020 (6 tahun kemudian). 
1. Hingga saat ini proses continuous quality improvement masih terus berlangsung
2. Sebagian besar unit sudah dalam tahap Integrasi  namun tidak menutup kemungkinan ada personal yang masih dalam tahap Inisiasi maupun Transformasi. Hal ini dikarenakan tidak semua personal petugas terpapar sempurna atau bahkan karena masih baru sehingga belum terpapar informasi sama sekali. 

Semoga proses yang terus berlangsung semakin meningkatkan kualitas pelayanan kami dari waktu ke waktu. Aamiiin . 

 

Tetap Berkomitmen untuk Menjaga Kualitas

Era Pandemi Covid 19 telah memaksa semua orang berubah. Di satu sisi pelayanan membutuhkan perubahan, di sisi lain dokumentasi mutu tetap harus berjalan. Semua ini membutuhkan kesabaran ekstra bagi para pelaku nya. 

Tidak ada yang sempurna, namun semua harus terus diupayakan. Ini pula yang coba terus kami upayakan. Aku yang mulai membatasi diri dengan tidak terlalu banyak mencampuri urusan teknis kadang-kadang merasa gemas jika melihat segala sesuatu nya tidak secepat  atau sesempurna jika dikerjakan sendiri. Namun, aku harus benar-benar menahan diri. 

Ini ujian yang lumayan berat buatku. Menahan diri untuk tidak berkomentar merendahkan, menyulitkan dengan tetap mensupport agar mereka mau maju, percaya diri dan mau berusaha. Ini harus dipertahankan hingga terbentuk budaya baru dan sistem yang terbangun kokoh. Semakin baik dari waktu ke waktu. 

Wajar ketika dalam prosesnya, kadang saya merasa gabut (seperti makan gaji buta, karena pekerjaan saya benar-benar hanya mendiamkan mereka berproses). Proses ini memakan waktu, biaya dan bahkan kadang perasaan kecewa, sedih dan jengkel menggelayuti. Tidak mudah. Benar-benar mengolah rasa. Namun semua harus dilalui, sebab merekalah yang akan melanjutkan menata sistem ini pada saatnya nanti. Mereka harus dibiarkan untuk bertumbuh dan menjadi kokoh, kuat melangkah bersama. 

Ini mengingatkan saya pada sebuah kata bijak, "Jika ingin bergerak cepat, berjalanlah sendiri. Jika ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama-sama."

Mereka semua akan berjalan jauh, kita akan bersama mereka, karena itu meski tidak mudah kita harus tetap bersama. Meski dalam diam. Meski sekedar menjadi pengamat dan memberi masukan jika diminta. 

Tetap Berkomitmen untuk Menjaga Kualitas. Salah satunya dengan menahan diri dalam kepompong. 
Allahu a'lam. 




Jumat, 07 Agustus 2020

Akreditasi RS, Tugas Bersama Menjaga Kualitas

7 Agustus 2020 

Bulan Juli kemarin, RS kami mengajukan permohonan kepada KARS untuk dilakukan Survey Verifikasi. 

Terus terang meski  kadang ada ketegangan dan kesibukan kecil, semua peristiwa hiruk pikuk akreditasi itu begitu kami nikmati sebagai upaya mempertahankan mutu. Namun karena ada edaran yang menyatakan bahwa dalam waktu dekat ini semua kegiatan akreditasi belum ada, maka kami pun merasa harus memastikan proses menjaga mutu tetap harus berlangsung. 

Ada tawaran menarik dari RSMA, di mana proses ini akan coba diformulasikan agar surveyor Muhammadiyah bisa menjadi pendamping survey. Maka alhamdulillah proses  ini diharapkan akan bisa memberikan kemanfaatan. Sebab Akreditasi  memang sudah telanjur kami nikimati, telanjur kami cintai sebagai satu proses untuk tugas bersama menjaga kualitas. 

Semoga manfaat. 


Senin, 13 Juli 2020

Mutu dan Pengembangan

14 Juli 2020

Satu momen untuk mencatat salah satu jejak rekam sejarah terkait unit mutu dan pengembangan di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Satu lagi unit yang mengharuskan aku berjibaku dengan membangun sistem dan kemudian kelak melipir sederhana jika sistem sudah terbangun. Sama persis dengan beberapa unit yang pernah aku tata sebelumnya.

Unit Mutu dan Pengembangan ini lebih memberi ruang bagiku yang seorang Intuiting Introvert. Selalu berisi ide-ide baru untuk pengembangan. Dan semestinya tidak pernah kehilangan kesempatan untuk tidak punya pekerjaan. Karena selalu ada sesuatu yang diperbaiki, sesuatu yang dikembangkan, sesuatu yang baru dst.

Sisi lainnya, kadang-kadang unit ini harus mengerjakan sesuatu yang orang lain tidak sedang dalam kapasitas sedang mengerjakan sesuatu sehingga terasa seperti sedang menarik gerbong yang tidak mudah bergerak. Namun demikian, jika sedang ada angin ketinggian yang bergerak seiring, semua pihak bisa memiliki perhatian yang memudahkan.

Intinya,  Unit Mutu dan Pengembangan harus selalu berusaha update dan adaptasi, bergerak dan terus bergerak, Membantu unit-unit lain untuk mengembangkan diri. Bisa jadi awalnya dengan membuat prototype-prototype yang kemudian bisa ditanamkan dan siap diproduksi massal. Seperti misalnya prototype tim manajemen filantropi GCC RSMT.

allahu a'lam.